Mitos VS Fakta Tentang Berjilbab

Sabtu, 20 Maret 2021

Mitos : Berjilbab baiknya saat nanti sudah menikah atau punya anak

Fakta : Berjilbab wajib dilakukan saat muslimah sudah baligh. Lagi pula tidak ada yang menjamin bahwa muslimah bisa terus hidup sampai menikah atau punya anak. Bagaimana jika wafat dalam usia yang masih muda? Tidakkah muslimah ingin wafat dalam keadaan menutup auratnya dengan sempurna?


Mitos : Berjilbab membuat rambut menjadi kusam

Fakta : Ada fakta terbaru mengenai ‘canggih’nya jilbab. Dr.Muhammad Nidaa berkata dalam Al-Hijaab wa Ta’tsiruuha ‘Ala Shihhah wa Salamatus Sya’ri tentang pengaruh jilbab terhadap kesehatan dan keselamatan rambut.

“Jilbab dapat melindungi rambut. Penelitian dan percobaan telah membuktikan bahwa perubahan cuaca dan cahaya matahari langsung akan menyebabkan hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna rambut. Sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna kusam. Sebagaimana juga udara luar (oksigen) tidaklah berperan dalam pertumbuhan rambut. Karena bagian rambut yang terlihat di atas kepala yang dikenal dengan sebutan batang rambut tidak lain adalah sel-sel kornea (yang tidak memiliki kehidupan). Ia akan terus memanjang berbagi sama rata. Bagian kulit yang aktif inilah yang menyebabkan rambut bertambah panjang dengan ukuran sekian milimeter setiap hari. Ia mendapat suplai makanan dari sel-sel darah dalam kulit.”


Mitos : Berjilbab membuat kegerahan

Fakta : Ada begitu banyak bahan jilbab yang bagus dan tidak membuat gerah. Mungkin ada beberapa muslimah yang gerah saat mula-mula memakai jilbab, namun lama kelamaan akan terbiasa. Dan efek sejuknya jilbab itu, lebih dari sisi fisik saja, melainkan sampai hati. Hati menjadi tenang karena berusaha taat terhadap yang Allah perintahkan.

Juga yang terpenting, di akhirat keputusan muslimah memakai jilbab insya Allah jadi salah satu jalan dijauhkan  dari panasnya api neraka.

Mitos : Berjilbab dipakai oleh muslimah yang kaku

Fakta : Ada banyak muslimah berjilbab rapi yang ramah, penuh kebaikan, aktif menebar manfaat, humoris, asik, ceria dan menyenangkan (iyaa... seperti kamu. Yang lagi baca kalimat ini). Sepertinya orang yang mengatakan dan berpikiran seperti ini bisa jadi akibat kurang gaul dan kurang jauh travelling-nya. Atau karena beliau menemukan beberapa muslimah yang memang sifat dasarnya kurang pintar bergaul dan kemudian mengeneralisasi bahwa muslimah yang berjilbab sosoknya kaku. Nah poin pentingnya, kurang pintar bergaul itu kan karena sifatnya, bukan karena memakai jilbab atau tidak berjilbabnya.


Mitos : Berjilbab membuat sulit mendapat pekerjaan

Fakta : Alhamdulillah, hampir  tidak ada pekerjaan yang mengharuskan pekerjaannya tidak memakai jilbab. Kalaupun ada, itu pekerjaan yang tidak baik dan tidak layak untuk dituju.

Dan muslimah, ingatkanlah hatimu bahwa Allah lah yang memberikanmu rezeki. Allah yang Maha Pemurah akan memberikanmu rezeki dari pekerjaan yang baik dan halal. Jangan pernah menggantungkan harapan akan mendapat rezeki dari pekerjaan yang menyebabkan dirimu menjadi durhaka kepada Allah.


Mitos : Berjilbab membuat lelaki menjauh, sehingga sulit bertemu jodoh

Fakta : Coba tanyakan ke dalam hati. “Tidakkah memang aku menginginkan bahwa laki-laki yang meminangku adalah ia yang shalih dan terpilih. Ia yang datang bukan sembarang orang, melainkan yang ingin datang karena menghormati penjagaan diriku. Ia yang datang adalah ia yang memiliki perasaan cemburu jika auratku terbuka dan dinikmati oleh tidak berhak melihatnya”.

Lebih baik yang datang satu, tapi yang benar-benar berkomitmen dan menghargaimu karena penjagaan dirimu dan indahnya akhlakmu. Daripada yang datang beribu tapi hanya ingin merayu dan menikmati kecantikan dirimu.

 

Sumber : Buku Muslimah Bercahaya : Arif Rahman Lubis. Hal 51-54


-           

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar